Teks Anekdot
Teks anekdot ini termasuk materi Pelajaran bahasa indonesia kelas 10 SMA SMK
Pengertian teks anekdot
Teks anekdot (menurut buku bahasa Indonesia ekspresi diri dan akademik) merupakan teks yang berisi cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Meski demikian setelah diselisik lebih lanjut nyatanya pelaku anekdot tidaklah harus orang terkenal, tikak juga harus kisah nyata.
Perbedaan komedi dan anekdot adalah bahwa dalam anekdot ada kekonyolan dan kejengkelan.
Struktur teks anekdot
Kalau kita merujuk buku yang tadi saya sebutkan di atas, struktur anekdot terdiri dari lima, yakni:
1. Abstraksi
Abstraksi merupakan pembuka, memberikan gambaran awal cerita
2. Orientasi
Orientasi berfungsi membangun konteks cerita
3. Krisis
Krisis tak lain adalah puncak atau inti masalah
4. Reaksi
Reaksi adalah tanggapan terhadap krisis
5. Koda
Koda adalah simpulan. Ada yang menyebutkan juga sebagai perubahan nasib
Ciri kebahasaan teks anekdot
Berikut merupakan ciri kebahasaan teks anekdot:
1. Terdapat kata benda (nomina)
2. Adanya partisipan (tokoh/orang) yang terlibat dalam cerita
3. Terdapat kalimat sindiran atau bisa juga kalimat yang menunjukan kekonyolan
4. Terdapat antonim (lawan kata)
5. Terdapat konjungsi (kata hubung) terutama maka dan lalu
Contoh teks anekdot
Berikut contoh teks anekdot
Suatu pagi, waktu menunjukan pukul 7.15. Bel sekolah SMA Anak Indonesia berbunyi. Anak-anak masuk. Pintu gerbang ditutup satpam gagah, pak Jumono. Kumis baplangnya menambah keangkeran diri.
Tepat ketika ia menutu pintu gerbang, seorang murid tergopong, berteriak. Tolong tolong! Jangan ditutup dulu pak!
“walah, sudah telat, maaf!”
Pak jumono menutup gerbang. Murid itu, Ito tak habis akal.
“Ayolah pak. Cuma sebentar ini! Saya tadi habis bantu ibu. Iadi telat”
“Apa iya?”
“Iya pak.”
“Aghhh. Tetap saja. Telat mah telat”
“Ayolah pak, “ Ito kembali merayu, kini ia keluarkan sesuatu, senjata ampuh.
“Masuk deh, jangan bilang siapa-siapa ya” ucap pak satpam sembari mengambil 2 batang rokok dan uang 5 ribu dari Ito.
“Oya, tadi kamu bilang habis bantu mama, bantu apa?”
“Bantu mama tambah pusing mikirin uanh. Soalnya tadi habis UNIKO (usaha nipu kolot), bilang ada uang buku 20.000,” hehe. Ucap Ito sambil berlari masuk ke sekolah.
“Ah dasar satpam UUD, ujung-ujungnya duit” ucap ito.
Dari kejauhan ternyata ada yang memerhatikan, Ani. Ia geleng-geleng kepala.
“Uh, bakal jadi apa negeri ini ya. Itu potret kecil dari bangsa ini. Jangan-jangn sudah jadi negeri para bedebah. Kalau sudah gitu, negeri ini di ujung tanduk. Olala. Awas saja kalian berdua!” ucap Bu Ani yang tak lain adalah kepsek SMU Anak Indonesia.
Teks anekdot ini termasuk materi Pelajaran bahasa indonesia kelas 10 SMA SMK
Pengertian teks anekdot
Teks anekdot (menurut buku bahasa Indonesia ekspresi diri dan akademik) merupakan teks yang berisi cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Meski demikian setelah diselisik lebih lanjut nyatanya pelaku anekdot tidaklah harus orang terkenal, tikak juga harus kisah nyata.
Perbedaan komedi dan anekdot adalah bahwa dalam anekdot ada kekonyolan dan kejengkelan.
Struktur teks anekdot
Kalau kita merujuk buku yang tadi saya sebutkan di atas, struktur anekdot terdiri dari lima, yakni:
1. Abstraksi
Abstraksi merupakan pembuka, memberikan gambaran awal cerita
2. Orientasi
Orientasi berfungsi membangun konteks cerita
3. Krisis
Krisis tak lain adalah puncak atau inti masalah
4. Reaksi
Reaksi adalah tanggapan terhadap krisis
5. Koda
Koda adalah simpulan. Ada yang menyebutkan juga sebagai perubahan nasib
Ciri kebahasaan teks anekdot
Berikut merupakan ciri kebahasaan teks anekdot:
1. Terdapat kata benda (nomina)
2. Adanya partisipan (tokoh/orang) yang terlibat dalam cerita
3. Terdapat kalimat sindiran atau bisa juga kalimat yang menunjukan kekonyolan
4. Terdapat antonim (lawan kata)
5. Terdapat konjungsi (kata hubung) terutama maka dan lalu
Contoh teks anekdot
Berikut contoh teks anekdot
UUD (ujung-ujungnya duit) karya Prito Windiarto
Suatu pagi, waktu menunjukan pukul 7.15. Bel sekolah SMA Anak Indonesia berbunyi. Anak-anak masuk. Pintu gerbang ditutup satpam gagah, pak Jumono. Kumis baplangnya menambah keangkeran diri.
Tepat ketika ia menutu pintu gerbang, seorang murid tergopong, berteriak. Tolong tolong! Jangan ditutup dulu pak!
“walah, sudah telat, maaf!”
Pak jumono menutup gerbang. Murid itu, Ito tak habis akal.
“Ayolah pak. Cuma sebentar ini! Saya tadi habis bantu ibu. Iadi telat”
“Apa iya?”
“Iya pak.”
“Aghhh. Tetap saja. Telat mah telat”
“Ayolah pak, “ Ito kembali merayu, kini ia keluarkan sesuatu, senjata ampuh.
“Masuk deh, jangan bilang siapa-siapa ya” ucap pak satpam sembari mengambil 2 batang rokok dan uang 5 ribu dari Ito.
“Oya, tadi kamu bilang habis bantu mama, bantu apa?”
“Bantu mama tambah pusing mikirin uanh. Soalnya tadi habis UNIKO (usaha nipu kolot), bilang ada uang buku 20.000,” hehe. Ucap Ito sambil berlari masuk ke sekolah.
“Ah dasar satpam UUD, ujung-ujungnya duit” ucap ito.
Dari kejauhan ternyata ada yang memerhatikan, Ani. Ia geleng-geleng kepala.
“Uh, bakal jadi apa negeri ini ya. Itu potret kecil dari bangsa ini. Jangan-jangn sudah jadi negeri para bedebah. Kalau sudah gitu, negeri ini di ujung tanduk. Olala. Awas saja kalian berdua!” ucap Bu Ani yang tak lain adalah kepsek SMU Anak Indonesia.
ConversionConversion EmoticonEmoticon